Sifat Wujud
Wujud adalah salah satu sifat dari 20 sifat wajib bagi Allah yang artinya ada, dan merupakan satu-satunya sifat nafsiyah. Dan juga bahwasanya wujudnya Allah itu karena Dzat-Nya, bukan karena yang lain. Dalilnya sifat wujud adalah adanya alam semesta.
Cara Menyusun Dalil Sifat Wujud
Alam itu baru, dan setiap yang baru itu ada yang membuat. maka berarti, alam itu pasti ada yang membuat. Ini adalah dalil Aqli sifat wujud yang wajib hukumnya bagi setiap mukallaf ( Orang yang berakal dan Baligh ) untuk mengetahui dalil tersebut.
Namun, adanya sang pencipta itu adalah Allah bukanlah sesuatu yang dianggap sebagai dalil, melainkan yang dianggap sebagai dalil disini hanyalah adanya sang pencipta saja. Adapun kita tahu bahwa sang pencipta alam semesta itu bernama Allah adalah dari para Rosul. Karena akal kita tidak akan bisa mengetahui sebuah nama jika tidak ada yang memberitahukannya.
Seperti Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thobroni dan Hakim
اتقوا الله فإن الله فاتح لكم وصانع
"Bertaqwalah kepada Allah SWT, karena Allah adalah sang pembuka bagi kalian dan juga sang pencipta"
Dalil Bahwa Alam Itu Bersifat Baru
Pengertian Baru adalah sesuatu yang tadinya tidak ada lalu ada yang membuatnya menjadi ada. Seperti Alam Semesta, yang dulunya tidak ada lalu ada yang membuatnya menjadi ada seperti sekarang. Dan yang membuatnya adalah Allah SWT.
Lalu apa buktinya bahwa alam itu baru??
Jawabannya, Alam itu terdiri dari beberapa dzat (benda/bentuk) dan A'rodh/sifat-sifat ( seperti bergerak dan diam). Sifat-sifat itu selalu berubah-ubah antara bergerak atau diam, jika benda itu sedang bergerak berarti benda itu tidak sedang diam, jika benda itu diam berarti benda itu tidak sedang bergerak, dari ada menjadi tiada, dari tiada menjadi ada, sifat-sifat yang selalu berubah-ubah seperti itulah yang disebut baru.
Jadi bisa kita ketahui, bahwa A'rodh/sifat-sifat itu adalah hal yang baru, dan benda-benda tak bisa terlepas dari sifat-sifat tersebut, karena benda tak pernah luput dari bergerak dan diam. Maka berarti setiap benda itu bersifat baru, karena setiap perkara yang tak bisa terlepas dari hal yang baru maka perkara itu bersifat baru.
Kesimpulan
Setiap benda itu tak bisa terlepas dari sifat-sifat yang baru, dan setiap perkara yang terikat pada hal yang baru maka perkara itu pasti bersifat baru. Alhasil, setiap benda itu adalah hadis/baru. Dan sifat barunya benda-benda dan sifat-sifat tersebut menjadi dalil atau bukti atas wujudnya Allah. Karena setiap yang baru itu mesti adanya sang pencipta, tidak lain sang pencipta itu adalah Allah. Oleh karena itu, sifat wujudnya Allah itu wajib, dan apabila wujudnya Allah itu wajib maka mustahil Allah bersifat 'adam ( Tiada ) yang merupakan lawannya sifat Wujud.
Dalil Naqli sifat Wujud
Alquran Surat Al- A’raaf ayat 54
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya:“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam.“
Pengertian Dalil Aqli dan Naqli
Dalil Aqli adalah Dalil yang didapatkan dari pemikiran logis
Dalil Naqli adalah Dalil yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis. Ada juga yang berpendapat Dalil yang bersumber dari Al-Qur'an, Hadis dan Ijma' para Ulama yang diambil dari intisari Al-Qur'an dan Hadis.
Pengertian Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiyah adalah Sifat yang tak terpikir oleh akal jika mausuf ( dzat yang disifati ) tanpa itu sifat. Mudahnya sih tak terpikir oleh akal jika ada Dzat tapi tak berwujud.
Untuk lebih jelasnya silahkan baca Kitab Durrul Farid: Sifat Wujud
Referensi:
- Kitab Fathul Majid
- Kitab Al-'Aqoiduddiniyyah
Post a Comment