Assalamualaikum...
صَلِّ الصَّلَاةَ وَزَكِّ مَالَكَ ثُمَّ صُمْ # وَاعْكُفْ وَحُجَّ وَجَاهِدَنَّ فَتُكْرَمُ
Bait di atas akan membahas tentang 6 cabang iman selanjutnya.
21. Mendirikan Sholat 5 Waktu tepat pada waktunya secara sempurna
Rasulullah SAW bersabda:
علم الايمان الصلاة فمن فرغ لها قلبه وحافظ عليها بحدودها فهو مؤمن
Cirinya iman adalah sholat, maka barangsiapa yang mengosongkan hatinya untuk sholat dan memeliharanya dengan ketentuan - ketentuannya sholat, maka ia seorang mukmin
Rasulullah ditanya tentang masalah cirinya seorang mukmin dan munafik, lalu beliau bersabda
ان المؤمن همته في الصلاة والصيام والعبادة والمنافق همته في الطعام والشراب كالبهيمة
Hasrat seorang mukmin itu terhadap sholat, puasa dan ibadah, sedangkan munafik hasratnya terhadap makanan dan minuman seperti hewan
22. Membayar Zakat kepada yang berhak dengan niat tertentu
Ketika membayar zakat maka dihatinya wajib menyertakan lafadz niat zakat fardhu dan tidak wajib menentukan / menyebutkan nama hartanya.
Apabila harta yang dimilikinya sudah sampai nishob, baik emas, perak, hewan ternak, biji - bijian, korma dan anggur, maka wajib membayar zakat kepada 8 golongan berikut
- Faqir
- Miskin
- Petugas amil zakat
- Orang yang baru masuk Islam
- Hamba sahaya
- Orang yang berhutang
- Orang yang berjuang di jalan Allah
- Ibnu sabil
23. Puasa Ramadhan
Cabang iman selanjutnya ialah berpuasa di bulan ramadhan dengan niat berpuasa pada malamnya semata karena taat kepada Allah
Dari shubuh sampai maghrib wajib meninggalkan dan menjauhi segala yang membatalkan puasa.
24. I'tikaf
I'tikaf adalah Berdiam diri di masjid disertai dengan niat. I'tikat disunahkan disetiap waktu, walaupun itu waktu yang dimakruhkan.
Haram i'tikaf bagi seorang wanita dan budak kecuali mendapat izin dari suami atau tuannya, walaupun sah hukum i'tikafnya.
Ada 4 rukun i'tikaf
1. Niat
Seperti ibadah - ibadah lain, i'tikaf juga harus niat terlebih dahulu. Niat i'tikaf harus dibarengi dengan berdiam diri di masjid, oleh karenanya niat i'tikaf ini tidak cukup ketika baru masuk masjid dan masih dalam keadaan berjalan.
Ketika bernadzar untuk melakukan i'tikaf, maka wajib hukumnya menyertakan lafadz niat kefardhuan atau nadzar
2. Masjid
Tentu saja jika ingin i'tikaf itu harus di masjid, tidak di tempat lain walaupun itu merupakan tempat ibadah.
3. Berdiam diri
Maksudnya adalah berdiam diri seukuran yang melebihi tuma'ninahnya sholat, sehingga diamnya itu bisa disebut menetap walaupun hanya bolak - balik didalam masjid. Oleh karenanya ketika bernadzar i'tikaf maka cukup menetap di masjid lebih lama sedikit dari ukuran tuma'ninahnya sholat.
Berbeda dengan orang yang melawati masjid, maka itu tidak bisa disebut i'tikaf. Seperti orang yang masuk dari pintu sebelah kanan tanpa berhenti lalu langsung keluar lagi lewat pintu lainnya.
4. Orang yang beri'tikaf
Rukun yang ke 4 adalah mu'takif atau orang yang beri'tikaf, syaratnya yaitu:
- Beragama Islam
- Berakal
- Tidak berhadas besar
Oleh karena itu, tidak sah i'tikaf bagi non muslim (termasuk murtad), tidak berakal (seperti pingsan, mabuk yang disengaja) dan berhadas besar.
Catatan
- Tidak membatalkan i'tikaf jika pingsan ditengah - tengah i'tikaf, dan waktu pingsannya tetap terhitung sebagai i'tikaf
- Bisa membatalkan i'tikaf jika murtadnya terus menerus dan mabuk yang disengaja.
25. Haji
Cabang iman selanjutnya adalah melaksanakan ibadah haji.
Haji adalah bermaksud ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji atau umroh bagi orang yang mampu.
26. Berjihad
Cabang iman selanjutnya adalah berjihad, yaitu memerangi orang - orang kafir dengan tujuan menolong agama. Dan terbukti bahwa jihad pada permulaan islam itu merupakan amalan yang paling utama.
Rasulullah SAW bersabda:
رأس الأمر الإسلام وعموده الصلاة وذروة سنامه الجهاد
Puncaknya perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat dan tulang punggungnya adalah berjihad.
Makna yang terkandung dalam hadis di atas menurut Imam Suhaimy
Asal muasal dalam masalah agama adalah mengucapkan 2 kalimat syahadat serta mengakui terhadap maknanya. Oleh karenanya, semua amal kebaikan tidak sah terkecuali beragama Islam.
Sesuatu yang bisa mengangkat atau meluhurkan derajatnya agama adalah mendirikan sholat 5 waktu, dan puncak tertingginya adalah berjihad memerangi orang - orang kafir karena menolong Islam.
Tidak ada masalah jika memaknai jihad dalam hadis dengan makna memerangi hawa nafsu, seperti menahan nafsu syahwat, terlena akan kesenangan sesaat dan mewajibkan nafsu untuk mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya. Inilah yang disebut jihad tingkat tinggi yang lebih utama dari berjihad memerangi orang - orang kafir.
والله أعلم
Wassalamualaikum...
Post a Comment