HefLdMeicEtUwtueWBWH3PTTkGBfKDvF5ornRJYT
Bookmark

Pengertian I'rob Dan Penjelasannya

Assalamualaikum...

Pengertian I'rob Dan Penjelasannya

Di dalam kalimat Bahasa Arab itu pasti takkan terlepas dari hukum I'rob dan Bina'.

Ketika suatu kalimat Bahasa Arab terkena hukum I'rob, maka itu artinya kalimat tersebut terhindar dari hukum Bina', dan sebaliknya ketika suatu kalimat Bahasa Arab terkena hukum Bina', maka itu artinya kalimat tersebut terhindar dari hukum I'rob.

Karena tidak mungkin ada suatu kalimat Bahasa Arab yang terkena oleh kedua hukum tersebut, yakni hukum I'rob dan Bina secara bersamaan.

Pada postingan kali ini Insya Allah saya akan membahas tentang pengertian I'rob lengkap dengan penjelasannya.

Pengertian I'rob Menurut Bahasa

Lafadz إِعْرَابٌ adalah bentuk Mashdar dari fi'il madhi lafadz أَعْرَبَ, dan menurut bahasa, I'rob mempunyai banyak arti. Namun mengutip dari Kitab Tasywiqul Khollan bahwa I'rob menurut bahasa itu lebib pantas diartikan dengan;

1. اَلْإِبَانَةُ yang artinya Penjelasan

Alasan kenapa I'rob menurut bahasa lebih pantas diartikan dengan Penjelasan

لأن الكلمة إذا أعربت ظهر معناها وبان

Karena suatu kalimat ketika diI'robkan (diberi penjelasan), maka akan tampak jelas maknanya

2. اَلتَّغْيِيْرُ yang artinya Perubahan

Alasan kenapa I'rob menurut bahasa lebih pantas diartikan dengan Perubahan

لأن الكلمة تتغير عن حال الوقف

Karena memang pada dasarnya kalimat itu berubah dari keadaan Waqof (Tegese; Hukum sebelum terkena I'rob)

3. اَلتَّحْسِيْنُ yang artinya Baik/Pantas

Alasan kenapa I'rob menurut bahasa lebih pantas diartikan dengan Baik/Pantas

لأن الكلمة تحسن بالإعراب لظهور معناها ووضوح دلالتها

Karena kalimat memang pantas di I'robkan, agar supaya jelas maknanya dan tujuannya

4. إِزَالَةُ الْفَسَادِ yang artinya Menghilangkan Kerusakan

Alasan kenapa I'rob menurut bahasa lebih pantas diartikan dengan Menghilangkan Kerusakan

لأن الإعراب تتحول به الكلمة من حال الجهل إلى حال العلم

Karena I'rob itu bisa mengubah kalimat dari keadaan tidak tahu menjadi tahu

5. اَلتّكَلُّمُ بِالْعَرَبِيَّةِ yang artinya Berbicara Bahasa Arab

Untuk yang kelima ini alasannya sudah jelas karena sasaran Ilmu Nahwu (Tegese; seperti I'rob) adalah kalimat Bahasa Arab

Pengertian I'rob Menurut Istilah

I'rob menurut istilah Ilmu Nahwu itu terbagi 2, yakni;

1. I'rob Bersifat Lafdzi (إعراب أنه لفظي)

Pengertian I'rob ketika I'rob itu bersifat Lafdzi adalah

ما جيئ به لبيان مقتضى العامل من حركة أو حرف أو سكون أو حذف

Suatu perkara yang datang untuk menjelaskan ketetapan hukum dari sang pemerintah ( sang amil), yakni dari harokat (fathah, kasroh, dhommah), atau huruf (alif, ya, wawu, nun) atau sukun atau membuang (membuang nun atau huruf illat)

Maksudnya, harokat, huruf, sukun dan membuang, itu semua untuk menjelaskan ketetapan hukum dari sang amil/pemerintah.

Masih bingung yaaaa???

Akan saya perjelas lagi

  1. Jika akhir kalimatnya berupa Dhommah atau penggantinya, maka itu menjelaskan bahwa sang amil/pemerintah telah menetapkan hukum Rofa'.
  2. Jika akhir kalimatnya berupa Fathah atau Penggantinya, maka itu menjelaskan bahwa sang amil/pemerintah telah menetapkan hukum Nashob.
  3. Jika akhir kalimatnya berupa Kasroh atau Penggantinya, maka itu menjelaskan bahwa sang amil/pemerintah telah menetapkan hukum Jer.
  4. Jika akhir kalimatnya berupa Sukun atau Penggantinya, maka itu menjelaskan bahwa sang amil/pemerintah telah menetapkan hukum Jazem.

Jadi, pengertian keempat I'rob ketika I'rob bersifat lafdzi adalah

  1. نفس الضمة وما ناب عنها Dhommah itu sendiri atau Penggantinya (pengertian I'rob Rofa')
  2. نفس الفتحة وما ناب عنها Fathah itu sendiri atau Penggantinya (pengertian I'rob Nashob)
  3. نفس الكسرة وما ناب عنها Kasroh itu sendiri atau penggantinya (pengertian I'rob Jer)
  4. نفس السكون وما ناب عنه Sukun itu sendiri atau Penggantinya (pemgertian I'rob Jazem)

I'rob Bersifat Ma'nawy

Pengertian I'rob ketika I'rob itu bersifat Ma'nawy adalah

تغيير أواخر الكلم لاختلاف العوامل الداخلة عليها لفظا أو تقديرا

Perubahan akhir kalimat karena masuknya amil/pemerintah yang berbeda - beda, baik secara lafadz atau perkiraan.

Maksudnya, ketika adanya perubahan pada akhir kalimat, itu pasti karena adanya campur tangan dari sang amil/pemerintah. 

Contoh:

جاء زيدٌ, رأيت زيدًا, مررت بزيدٍ

Perhatikan lafadz زيد di atas akhir kalimatnya berbeda - beda

Nahh perubahan dari زيدٌ ke زيدًا, atau dari زيدٌ ke زيدٍ itu adalah karena sang amil/pemerintahnya berbeda - beda.

Masih bingung ???

Akan saya perjelas lagi

  • Perubahan dari زيد (tanpa harokat di akhir kalimatnya / Waqof) menjadi زيدٌ itu karena sang amil جاء
  • Perubahan dari زيد ( Waqof ) menjadi زيدًا itu karena sang amil رأيت
  • Perubahan dari زيد ( Waqof ) menjadi زيدٍ itu karena sang amil ب huruf jer

Jadi, ketika I'rob bersifat Ma'nawi maka perubahan akhir kalimat adalah sang amil/pemerintahlah yang menentukan.

Catatan: Waqof adalah hukum dimana kalimat belum terkena I'rob

Tambahan

1. Ketika I'rob bersifat Ma'nawi maka I'rob membutuhkan ciri atau alamat. Karena pengertian Ma'nawi adalah

ما لا يدرك بالعين ولا يتلفظ باللسان بل يدرك بالجنان فقط

Sesuatu yan tak terlihat oleh mata, tak bisa diucapkan oleh lisan, hanya bisa dirasakan dengan hati.

Oleh karena itu, untuk mengetahui I'rob ini adalah harus dengan ciri atau alamat

Jadi, pengertian keempat I'rob ketika I'rob bersifat Ma'nawi adalah

  1. تغيير مخصوص علامته الضمة وما ناب عنها Perubahan tertentu yang dialamati oleh Dhommah atau Penggantinya (pengertian I'rob Rofa')
  2. تغيير مخصوص علامته الفتحة وما ناب عنها Perubahan tertentu yang dialamati oleh Fathah atau Penggantinya (pengertian I'rob Nashob)
  3. تغيير مخصوص علامته الكسرة وما ناب عنها Perubahan tertentu yang dialamati oleh Kasroh atau Penggantinya (pengertian I'rob Jer)
  4. تغيير مخصوص علامته السكون وما ناب عنه Perubahan tertentu yang dialamati oleh Sukun atau Penggantinya (pengertian I'rob Jazem)

2. Ketika I'rob bersifat Lafdzi maka I'rob tak membutuhkan ciri atau alamat. Karena Dhommah itu sendiri adalah I'rob, Fathah itu sendiri adalah I'rob, Kasrob itu sendiri adalah I'rob, Sukun itu sendiri adalah I'rob. Seperti yang dikatakan oleh Syekh Ibnu Malik dalam Kitab Alfiyah

فارفع بضم وانصبن فتحا وجر .... إلخ

Kesimpulan

I'rob menurut istilah Ilmu Nahwu itu ada 2 pendapat

  1. Ada Ulama yang berpendapat bahwa I'rob itu bersifat Lafdzi, seperti Syekh Ibnu Malik pengarang Kitab Alfiyah
  2. Ada Ulama yang berpendapat bahwa I'rob itu bersifat Ma'nawi, seperti Syekh As-Sonhajy pengarang Kitab Jurumiyah

Sumber Ta'rif

  • Kitab Jurumiyah
  • Kitab Tasywiqul Khollan
  • Kitab Hasyiyah Shoban

Referensi

  • Kitab Tasywiqul Khollan
  • Kitab Alfiyah

Penutup

Mungkin itu saja yang bisa saya jelaskan mengenai I'rob, mudah - mudahan penjelasan saya bisa dipahami dan semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum...

Post a Comment

Post a Comment