HefLdMeicEtUwtueWBWH3PTTkGBfKDvF5ornRJYT
Bookmark

Peran Amil Dalam Ilmu Nahwu

Peran Amil Dalam Ilmu Nahwu

Amil, satu kata yang sering didengar ketika mengaji kitab kuning yang berhubungan dengan ilmu nahwu. Memang apa sih Amil itu? Dan seberapa pentingkah peran Amil dalam ilmu nahwu?

Simpan dulu pertanyaan - pertanyaan yang ada dalam benak anda, karena Insya Allah kali ini saya akan mengungkap peran Amil tersebut dan tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami.

Pengertian Amil

Kata Amil berasal dari isim fa'il yakni عَامِÙ„ٌ artinya yang melakukan pekerjaan, dan pekerjaan yang dilakukan disebutnya Ma'mul. Bisa juga Amil ini diartikan sebagai Operator dan Ma'mul adalah sesuatu yang dioperasikannya.

Amil dan Ma'mul ini sangat berkaitan erat dalam ilmu nahwu, karena tanpa adanya Amil maka tidak akan ada Ma'mul.

Dari sini saja kita sudah tahu bahwa betapa pentingnya peran Amil, karena suatu pekerjaan tidak akan sukses jika tidak ada yang melakukannya.

Seperti lafadz ضَرَبَ زَÙŠْدٌ. Lafadz ضرب adalah Amil rofa' dan زيدٌ adalah Ma'mulnya, sehingga adanya rofa' pada زيدٌ itu karena adanya lafadz ضرب, Tegese: tidak akan ada دٌ (Ma'mul) jika tidak ada ضرب (Amil).

Sedangkan Amil menurut istilah adalah

ما يتقوم به المعنى المقتضى للإعراب

Sesuatu yang bisa mengevaluasi makna, juga mampu menentukan perubahan (Kitab Tashilu Naylil Amany).

Mari kita pahami ta'rif di atas

Maksud dari "mengevaluasi makna" adalah Amil harus bisa menyesuaikan diri dengan Ma'mulnya dalam segi makna, karena seorang pekerja jika ingin kerjaannya sukses maka ia harus bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang sedang ia geluti.

Sebagai contoh

  1. ضَرَبَ زَÙŠْدٌ
  2. ضُرِبَ زَÙŠْدٌ

Contoh yang pertama, Zaed adalah subjek atau Fa'il (maknanya; yang memukul), maka amil yang digunakan adalah fi'il madhi mabni ma'lum yakni ضَرَبَ.

Sedangkan contoh yang kedua, Zaed adalah objek secara makna atau Naibul Fa'il (maknanya: yang dipukul) maka amil yang digunakan adalah fi'il madhi mabni majhul yakni ضُرِبَ.

Walaupun kedua Zaed di atas sama sama dibaca rofa', namun keduanya memiliki makna yang berbeda (Zaed pertama Fa'il dan Zaed yang kedua Naibul Fa'il). Disinilah Amil harus bisa melakukan penyesuaian dengan Ma'mulnya agar makna yang dituju sesuai dengan yang diharapkan (Tegese: ضَرَبَ untuk Zaed yang pertama dan ضُرِبَ untuk Zaed yang kedua).

Maksud dari "menentukan perubahan" yaitu perubahan akhir suatu kata / lafadz adalah sang Amil yang menentukan. Seperti contoh زيدٌ di atas tadi, yakni dibaca rofa' dan yang menentukan rofa'nya adalah lafadz ضَرَبَ (sang Amil).

Apa iya Amil sangat berperan penting dalam ilmu nahwu?

Pada dasarnya Ilmu Nahwu itu hanya berurusan dengan akhir kalimat, dan akhir kalimat tidak akan berubah tanpa adanya amil yang masuk, karena yang menentukan perubahan tersebut adalah sang Amil. Karena jika tidak ada amil yang masuk, maka tidak akan ada perubahan akhir kalimat atau istilah nahwunya adalah Waqof.

Seperti contoh lafadz زَÙŠْد (tanpa harokat akhirnya atau waqof)

Lafadz زَÙŠْد tidak bisa ditentukan i'robnya, karena belum ada Amil yang masuk. Lalu bagaimana agar lafadz زَÙŠْد bisa ditentukan i'robnya?

Berikut penjelasannya

1. Jika ingin membuat lafadz زَÙŠْد dibaca rofa' menjadi زَÙŠْدٌ, maka harus ada Amil Rofa' yang masuk seperti lafadz ضَرَبَ (Fi'il) menjadi

ضَرَبَ زَÙŠْدٌ

Jika ingin membuat lafadz زَÙŠْد dibaca Nashob menjadi زَÙŠْدًا, maka harus ada Amil Nashob yang masuk seperti dimasuk Ø¥ِÙ†َّ (Amil Nawasikh) menjadi

Ø¥ِÙ†َّ زَÙŠْدًا

Jika ingin membuat lafadz زَÙŠْد dibaca Jer menjadi زَÙŠْدٍ, maka harus ada Amil Jer yang masuk seperti dimasuki ب huruf jer menjadi

بِزَÙŠْدٍ

Untuk I'rob Jazem seperti lafadz ÙŠَÙ†ْصُرُ, jika ingin membuat lafadz ÙŠَÙ†ْصُرُ dibaca Jazem menjadi ÙŠَÙ†ْصُرْ, maka harus ada Amil Jazem yang masuk seperti dimasuki Ù„َÙ…ْ Amil Jawazim menjadi

Ù„َÙ…ْ ÙŠَÙ†ْصُرْ

Kesimpulan

Penjelasan di atas merupakan alasan yang membuat Sang Amil sangat berperan penting dalam Ilmu Nahwu menurut saya.

Karena

  • Tanpa Sang Amil, maka akhir kalimat tidak bisa dibaca (Tegese Waqof)
  • Tanpa Sang Amil, maka takkan ada perubahan akhir suatu kalimat yang merupakan target dari Ilmu Nahwu
  • Tanpa Sang Amil, maka takkan ada I'rob Rofa', Nashob, Khofad, dan Jazem.
Itulah Peran Amil Dalam Ilmu Nahwu, mampu menentukan perubahan dan mampu melakukan penyesuaian.

Post a Comment

Post a Comment